bisnis yang tidak hanya untuk kaum muda, tp semua usia..

Photobucket

Kamis, 23 Juli 2009

CONTOH SURAT KUASA

Kali ini ada sedikit ilmu yang mau vina bagi buat teman-teman semua. Ne ilmu di bidang hukum. Apalagi buat kalian yang mungkin ge sibuk disuruh untuk buat surat kuasa atau surat gugatan.. Nah,, untuk tu Vina coba bantu kalian..


SURAT KUASA KHUSUS


Yang tersebut di bawah ini :

AISAH BIN SYAMSUDIN SARAGIH, Kewarganegaraan Indonesia, Agama Kristen, Jalan Pinang Indah No.30, Kota Medan, Pegawai Wiraswasta.

Dalam hal ini telah memilih domisili hukum di kantor kuasanya tersebut di bawah ini dan dengan ini menyatakan dan menerangkan dan memberi kuasa kepada:

ELVINA RENTALYA TAMPUBOLON, S.H., M.Kn.

Masing-masing advokat dan konsultan hukum pada kantor hukum Vina and Associates beralamat Jalan Pintu Air Gang Saurdot Nomor 2c Medan, baik bersama-sama maupun masing-masing sendiri-sendiri bertindak

---------------------------------------------KHUSUS----------------------------------------------------

Untuk mendampingi dan mewakili pemberi kuasa AISAH BIN SYAMSUDIN SARAGIH dalam kedudukannya sebagai penggugat dalam mengajukan permohonan gugat cerai terhadap suaminya bernama SYAMSI SIREGAR, umur 30 tahun, Agama Kristen, Jalan Pinang Indah No.30, Kota Medan, Pegawai Negeri Sipil

Untuk itu yang diberi kuasa dikuasakan untuk menghadap dan menghadiri semua persidangan di Pengadilan Negeri Medan, menghadap instansi-instansi, pejabat-pejabat, jawatan-jawatan, hakim-hakim, pembesar-pembesar, menerima, mengajukan dan menandatangani surat-surat, permohonan, gugatan, memori-memori, kesimpulan-kesimpulan, mengajukan/menolak saksi-saksi, dapat mengadakan perdamaian dengan syarat-syarat yang dianggap baik oleh yang diberi kuasa, meminta / memberikan segala keterangan yang diperlukan, meminta penetapan, putusan, dapat mengambil segala tindakan yang penting, perlu dan berguna sehubungan dengan mau menjalankan perkara, dan tidak mengerjakan perkara, dan dapat mengerjakan segala sesuatu pekerjaan yang umumnya dapat dikerjakan oleh kuasa/walinya guna kepentingan tersebut di ataa, juga untuk mengajukan permohonan banding dan kasasi.

Kuasa ini diberikan dengan hak untuk melimpahkan (substitusi) baik sebahagian maupun seluruhnya yang dikuasakan ini pada orang lain.

Medan, 20 Maret 2009


Pemberi Kuasa Penerima Kuasa


AISAH BIN SYAMSUDIN SARAGIH ELVINA R. TAMPUBOLON

Kamis, 16 Juli 2009

--CERPEN--

"AKU MENCINTAIMU SEPERTI AKU MENCINTAI LINGKUNGANKU"

Rara berjalan terus menyusuri tepi birunya laut bersama pujaan hatinya. Romantis…. Sungguh romantis suasana saat itu. Diri ini seakan ingin hanyut dalam romantisnya suasana saat itu. Sesaat Rara menyadari kalau dirinya telah berada di suatu bagian dari belahan dunia yang sangat istimewa. Rara merasa sangat beruntung berada di belahan dunia ini. Di alam yang permai, lingnyangan yang asri dan hidup berdampingan dengan beribu-ribu ciptaan yang amat indah. Ditambah lagi di dalam belahan dunia itu ada orang-orang yang Rara sayangi. Rara merasa seakan hanya Raralah satu-satunya manusia yang paling beruntung hidup di alam ini. Ketika nyamenoleh ke sisi kanannya, Rara merasakan genggaman tangan lembut menyentuh jemarinya. Rara memandang wajahnya dan semakin merasa sangat beruntung hidup di dunia ini. Rara mempunyai dia “Pejantan yang Rara cintai” .Tak kan nyabiarkan tangannya terlepas sedetik pun dari tangannya. Karena nya tRarat kehilangan dirinya. Rara sangat mencintainya.

Rara pun menoleh ke sisi kirinya, saat itu nyatemui karya tangan yang sungguh luar biasa. Rara yakin karya ini hanya diciptakan oleh SATU SOSOK. Sebab hanya Dia yang mampu menjadikan dan menciptakan sesuatu yang sangat sempurna seperti ini. Dan Rara yakin karya ini diciptakan olehNya untuk dinikmati oleh setiap insan. Laut biru yang terhampar luas, pasir putih yang berkilau di bibir pantai, ufuk di ujung yang memancarkan sinarnya, nyiur yang menyapu langit, kicauan burung pun inyat memeriahkan suasana seakan hendak bernyanyi, menyanyikan senandung alam. Burung-burung itu seperti sehati dengannya, sama-sama merasakan indahnya alam ini. Rara sangat mencintai alam ini.

Sejenak nyatertegun, Rara mengucap syunyar akan karyaNya yang indah ini. Rara terkagum-kagum akan semua ini. Tanpa nyasadri Rara menyanyikan sebuah lagu Gereja…

Burung Pipit yang kecil dikasihi Tuhan, terlebih dirinya dikasihi Tuhan

Bunga Baknyang di padang diberi keindahan, terlebih diriku dikasihi Tuhan

Burung yang besar, kecil, bunga indah warnanya, satu tak terlupa oleh Penciptanya.

Lagu yang sangat Rara gemari ketika ia masih menjadi murid sekolah minggu di Gereajnya. He..he..he..he..

Dua hal yang Rara sayangi di dunia ini selain keluarga adalah mempunyai pujaan hati yang sangat baik dan lingnyangan yang indah ini. Rara tak ingin melepaskan ini semua, Rara tak ingin menyia-nyiakan ini semua. Hari-hari yang indah di dunia ini akan Rara nikmati dengan sangat bermakna. Rara punya semuanya. Rara menyayangi semuanya. Dan Rara tak ingin semua ini hilang dan lenyap begitu saja. Kakinya terus berjalan menyusuri putihnya pasir putih ditemani oleh pangeran pujaan hatinya.

Rara menyadari dulu Rara bukanlah orang yang sempurna. Rara sering menyesali kehidupannya di dunia ini. Karena Rara hanyalah seorang wanita yang lahir dengan jantung yang lemah. Mungkin harta cukup baginya tapi kebahagiaan batin tak pernah ia rasakan. Sekali dalam sebulan Rara harus menginyati control rutin di rumah sakit, ini terjadi jika kondisinya tidak begitu buruk. Namun, jika kondisinya sedikit lebih memprihatinkan bagi banyak orang yang menatapnya mungkin Rara harus tinggal di suatu ruangan dipenuhi alat-alat medis selama beberapa hari bahkan pernah beberapa minggu.

Sembari melihat indahnya alam, ia sedikit mengingat semua kenangan hidupnya.

Saat teman-temannya dapat bermain dan berlari kemana pun ia mau saat itu pula Rara hanya bisa terdiam melihat tawa dan canda mereka menikmati kesempurnaan hidup yang mereka rasakan. Hatinya teriris saat mereka menatapnya, seolah Rara inilah manusia yang paling hina dan rendah di dunia, seolah Rara ini sangat tak berdaya dan tak berarti di hadapan mereka. Rara hanya bisa terdiam memendam rasa iri akan kesempatan dan kesempurnaan yang mereka miliki. Air mata pun bercucuran menemani pilunya hatinya saat itu. Dalam benaknya saat itu hanya bisa menyalahkan Dia yang telah menciptakan Rara. Dulu karena penyakit yang Rara derita Rara sering merasa sangat jauh di bawah sempurna. Rara menganggap dengan usia yang singat ia tak kan mungkin dapat menjadi sempurna.

Rara adalah seorang gadis berusia 18 tahun saat ini, seorang gadis yang baru saja mengecap bebasnya alam tanpa seragam SMA. Nama aslinya adalah Diandra Prisilya Casandra. Namun setiap yang dekat denganya akan memanggilnya dengan panggilan Rara. Entah darimana nama itu bisa menempel dengan dirinya. Rara terlahir dari keluarga yang lengkap. Rara mempunyai seorang ayah, seorang bunda, 1 orang kakak laki-laki bernama Frans Justin Diego berumur 21 tahun dan 1 orang kakak perempuan Angela Putricia Xeya berumur 19 tahun. Dulu karena penyakit yang Rara derita Rara sering merasa sangat jauh di bawah sempurna. Rara menganggap dengan usia yang singjat ia tak kan mungkin dapat menjadi sempurna.

Balik ke cerita awal…..

Hari yang sangat indah untuk wanita sepertinya. Berjalan terus mnyusuri ribuan pasir putih memandang luasanya langit dan laut yang seolah tanpa batas. Pandangnnya lurus mencoba mencari satu titik dari pandangannya. Namun Rara sadari hal itu tak kan pernah terjadi. Apa yang Dia ciptakan ialah amat sempurna tanpa batas keindahannya, tanpa batas keagungannya. Hal ini Rara sadari ketika Rara genap berusia 15 tahun. Selama 15 tahun Rara selalu merasa bahwa Tuhan itu tidak adil untuknya tapi di usianya yang ke-15 tahun Rara merasa bahwa Tuhan sunnguh baik dan amat baik. Banyak hal yang Rara rasa sebagai karunia dalam hidupnya. Pada saat genap usianya 15 tahun ada seorang lelaki yang merupakan teman lamanya yang mnyatakan perasaannya kepada Rara. Mungkin bagi orang lain itu adalah cinta monyet tapi bagi Rara itu adalah cinta terindah yang ia miliki buktinya hingga genap usianya 15 tahun, Rara masih tetap bisa mempertahankan cintanya itu. 3 tahun menjalin hubungan baginya telah cukup matang untuk ke jenjang yang lebih serius. Meskipun usianya baru 18 tahun, tapi Rara memiliki angan-angan untuk masa depannya yang telah ia rancang dalam benaknya dengan teratur. Mulai dari pekerjaan, rumah tangga, keluarga dan bagi keturunannya jika ia diberikan usia yang lebih oleh Yang Maha Kuasa.

Lelaki yang berani menyatakan perasaannya itu adalah Albert Rama Tampubolon. Seorang lelaki yang menurutku cukup bahkan sangat berani untuk menjadi bagian dalam hidup Rara. Rama juga tahu akan penyakit Rara, dia juga tahu akan latar belakang keluarga Rara yang nyaris broken home. Tapi segala kekurangan Rara tak menyurutkan niatnya untuk mendekati gadis belia itu. Saat itu usia Rama 2 tahun lebih tua dibandingkan Rara. Rama bukanlah kakak kelas di sekolahnya. Rama dan Rara berbeda sekolah. Mereka bertemu dalam satu tempat les yang sama. Kebetulan mereka berdua sama-sama mempunyai hobby music. Rama hobby dengan gitar dan drum sedangkan Rara hobby dengan Biola. Setidaknya ini tanda awal kalau mereka ssehati.. he he he he…

Rama telah masuk les musik 3 bulan sebelum Rara. Dan mereka berkenalan saat Rara masuk ke tempat les musik itu. Rara mempunyai wajah yang unik dan enak untuk dipandang. Sehinnga banyak anak-anak lelski yang les di tempat les Rara menyukai Rara. Saat itu Rama dan Rara sendiri belum mempunyai perasaan apa-apa. Rama menganggap Rara sebagai adiknya. Dan Rara pun demikian, sehingga setiap masalah selalu ia ceritakan pada Rama. Rama seorang sosok pria yang sangat ia suka setelah kakaknya Frans yang kini kuliah di Australia. Rara merasa Rama bisa menggantikan posisi kakaknya yang hilang ketika kakaknya berangkat ke Australia.

Pertemanan dimulai, saat itu usia Rara masih 14 tahun dan Rama 16 tahun. Setiap pulang les Rama selalu mengantar Rara pulang ke rumah bahkan sesekali singgah di rumah Rara. Di tempat les mereka juga selalu duduk bersebelahan layaknya pasanagan yang tidak dapat dipisahkan. Banyak yang mengira mereka benar-benar jadian. Sampai-sampaoi banyak lelaki yang menyukai Rara mundur sebelum mengungkapkan sepatah katapun karena takut dianggap pengganggu bahkan perusak hubungan orang. Satu tahun Rama mengenal Rara, Rara udah bolak-balik masuk rumah sakit. Bahkan pernah sekali Rama yang menemani Rara di rumah sakit karena orang tua Rara saat itu sibuk dengan urusan kerjaanya.

Selama satu tahun itu juga Rama berusaha merubah pola piker Rara yang menganggap dirinya tak sempurna dan Tuhan itu tidak adil. Sering kali Rama mengajak Rara untuk langsung melihat sisi lain dari hidup Rara. Melihat rakyat kecil mencari makan, melihat beberapa keindahan alam yang telah diciptakannya, melihat bagaimana kehidupan di luar dari kehidupan Rara.

Saat itu Rara mulai menyukai Rama dengan status yang beda, bukan lagi dianggap sebagai kakak. Rara merasa Rama itu sangat perhatian. Dan Rara pun mulai menafsirkan lain arti dari perhatian Rama dan Rara pun mulai berharap lebih akan perhatian itu. Rara berharap Rama menganggapnya sebagai gadis yang sempurna yang juga memiliki perasaan sama seperti layaknya wanita normal kebanyakan. Tapi Rara masih merasa ragu, ia takut cintanya itu bretepuk sebelah tangan. Rara hanya mampu memendam perasaannya itu.

Rara sering menatap Rama dengan diam-diam hendak curi-curi pandang. Namun beberapa kali pandangnya tertangkap oleh mata Rama. Rama merasa heran mengapa pandangan Rara akhir-akhir ini sangat berbeda kepadanya.

Seperti biasanya mereka ketemu di tempat les musik dan saat itu Rama mengajak Rara untuk tidak mengikuti les, Rama ingin mengajak Rara ke suatu tempat yang berbeda. Rama mengajak Rara ke pantai, menikmati indahnya pantai lepas, menghirup segarnya udara pantai sesegar hatinya Rara berada di dekat Rama, melihat nyiur pantai melambai, memandang ke laut tanpa batas, berjalan di luasnya hamparan pasir putih, dan melihat biru langit.

Saat itu Rara baru saja pulang dari Rumah Sakit. Rama seolah tahu apa yang dibutuhkan oleh batin dan jiwa Rara setelah seminggu lebih di Rumah Sakit. Emang sich Rama sengaja mengajak Rara untuk refreshing meskipun hanya beberapa jam saja. Tapi setidaknya dengan waktu yang singkat itu dapat membuat pikiran Rara sedikit tenang dan badannya sedikit segar.

Mereka pun berjalan menyusuri pinggiran hamparan pasir putih. Kadang-kadang mereka saling bertatapan lalu saling tersenyum tersipu malu. Tangan Rama pun perlahan hendak menggenggam tangan Rara yang lembut dan mungil. Rara pun langsung menatapnya dengan pandangan yang berbeda. Ada perasaan bahagia, penuh Tanya, takut, dan penuh harap di mata Rara.

Melihat tatapan dan sinar mata dari Rara, Rama pun semakin mengeratkan genggamannya. Seperti hendak mengisyaratkan semua jawaban yang ada di benak Rara. Rara pun hanya bisa terdiam menikmati kebahagian hatinya. Baru kali ini Rara merasakan perasaan yang berbeda seperti itu. Rara pun hanyut dalam suasana hatinya saat itu.

Rama dan Rara terus berjalan layaknya Adam dan Hawa yang sedang berada di dalam Firdaus. Hanya bedanya, Rama dan Rara saat itu serasa berada di Taman Firdaus Cinta. Hahahaha

Capek berjalan, mereka pun beristirahat duduk berdampingan di pasir putih. Rara memulai pembicaraan “Ram, kenapa kamu ajak Rara ke tempat seperti ini?

“Ra, mungkin selama ini aku terlalu berani mengajakmu untuk keluar melihat sisi lain dari kehidupanmu. Aku sering mengajakmu ke Panti Asuhan, ke tempat-tempat kumuh, ke alam bebas, dan tempat-tempat lainnya hanya untuk membuat kamu paham bahwa semua itu ngga seperti apa yang kamu bayangkan selama ini. Semua ini indah Ra..”

“Makasih banyak ya Ram. Selama ini kamu udah banyak buat Rara senang koq, Rara senang bisa kenal sama kamu Ram. Kamu udah mengajarkan Rara banyak hal yang tidak Rara ketahui. Kamu juga udah membuka mata Rara. Kamu mengajarkan Rara tentang arti hidup. Kamu mengajarkan Rara tentang bagaimana menjalankan hidup dengan selalu bersyukur tidak hanya selalu mengeluh.”

“Udah Ra.. Aku tidak seperfect itu. Jangan puji aku terus, bisa-bisa hidungku semakin bengkak dan badanku bisa melayang terbang tingi ke langit biru..” Rama mencoba membuat Rara sedikit tersenyum

Rara tersenyum tipis pada Rama sambil memukul lembut Rama “Kamu ada-ada aja Ram.. Tapi benar koq Ram, banyak hal yang udah kamu berikan ke Rara. Terkadang kamu bisa menjadi teman buat Rara, kadang bisa menjadi sahabat, kadang bisa mnejadi kakak, bahkan kadang kamu bisa menjadi pengganti orang tua Rara saat mereka sibuk dengan kesibukan mereka.”

“Cuma sebagai itu aja yah Ra?” Rama mencoba memancing Rara untuk mengatakan lebih.

“Maksud kamu apa Ram?” Rara bingung akan pertanyaan Rama.

“Ngga ada apa-apa Ra.. Udah lupain aja yah.” Jawab Rama sedikit kecewa

Oups,, sepertinya cinta sudah mulai bersemi diantara mereka. Sepertinya mereka harus bersiap-siap menyiapkan obat untuk melawan virus-virus cinta yang mulai tersebar. Ada 2 macam obat untuk itu, obat pertama penawar untuk menolakmasuknya virus itu atau yang kedua membiarkan virus itu masuk dan berdiam di hati sang korban. Kira-kira Rama dan Rara akan mempersiapkan obat yang mana yah??

“Ra.. Kamu dah makan lum??”

“Tadi siang udah koq Ram, kalau kamu??”

“Aku juga sudah tadi siang.”

“Gimana tadi pelajaran di sekolah kamu Ra?”

“Sampai tadi sich belum ada masalah koq. Tenang aja ntar kalau ada masalah pasti aku lapornya ke kamu koq Ram… hehehehe. Tapi ngga apa-apa khan kalau aku curhat masalah sekolah ke kamu lagi?”

“Iya ngga apa-apa… Aku akan Bantu kamu sebisa aku.”

“Makasih lagi ya Ram..”

“Makasih melulu Ra, pokoknya kalau ada masalah cerita aja langsung ke aku, masalah apa pun itu. cerita aja semuanya ke aku. Ngga usah pake acara sungkan atau apa pun itu. Ok??”

“Ok deh kalau begitu” Sahut Rara dengan tegas. Ram, pulang yuk Rara capek banget”

“Iya udah ayo.. Aku juga ngga mau kamu terlalu kecapekan. Aku antar kamu pulang ya?”

“Iya Rama..” Jawab Rara dengan cepat karena Rara pun berharap diantar, so dia kan bisa meluk Rama dengan erat di motor. Hahahaha

Motor Rama pun melesat dengan lumayang kencang. Rara pun tertidur di pundak Rama sambil memeluknya dengan erat merasakan hangatnya badan lelaki bertubuh tinggi tegap itu.

Dan akhirnya perjalanan mereka terhenti di sebuah rumah bergaya minimalis mediterania yang lumayan luas dan bertingkat. Di halaman depan rumahnya bertengger beberapa mobil dengan plat mobil pribadi. Dan pandangan Rara terhenti pada sebuah mobil berwarna biru layakna BMW berplatkan B 124 FN. Rara kaget dan senang melihat mobil itu bertengger disitu sampai-sampai ia lupa kalau disampingnya ada Rama cowok yang ngga kalah pentingnya dengan cowok yang mempunyai mobil berplatkan B 124 FN itu.

“Ra..,” Rama memanggil Rara namun pandangan Rara tetap kepada mobil BMW berwarna biru itu.

“Raa…,” kali ini Rama memanggilnya sambil memegang tangan Rara

:Dan akhirnya pandangan Rara pun berbalik ke arah Rama “Maaf Ram..”

Ada apa sich Ra?? Kelihatannya kamu senang banget ngelihat mobil itu.. Emanknya itu mobilnya siapa Ra??”

“Ram maaf ya.. Rara ngga punya niat buat cuekin kamu. Tapi Rara lagi senang banget. Itu mobil abang Rara yang kuliah di Australia yang pernah Rara ceritain ke kamu.”

“Oh Frans maksudnya?”

“Iya Ram, Ram masuk yuk ntar aku kenalin ke bang Frans.”

“Iya udah ayo..”

Rara berlari dengan cepatnya tanpa mengingat penyakit yang ia derita. Namun tangannya tak lepas menggenggam tangan Rama.

“Ra, jangan lari-lari donk..” Rama khawatir Rara kecapekan dan penyakitnya kumat lagi.

Namun Rara tak menghiraukan perkataan Rama. Ia hanya menjawab “Iya Rama sayang..”

Hingga akhirnya kaki mereka terhenti di suatu kamar dengan cat berwarna biru muda. Yah memamnk, Frans adalah pria yang sangat menyukai warna biru. Tanpa mereka sadari seorang pria cool tegap berwibawa berdiri di belakang tubuh mereka berdua. Dan langsung mengucapkan kata “Lieb” dalam bahasa Jerman dapat diartikan “cinta atau saying”. Kata “Lieb” merupakan panggilan saying dari Frans buat adiknya yng manja itu. Rara pun segera berbalik dan langsung memeluk erat tubuh kakaknya itu sambil meneteskan beberapa tetes air mata.

“Udah Ra jangan nangis.. kan abang dah datang.” Rama heran mendengar perkataan Frans padahal Frans ngga ada melihat mata Rara tapi kenapa Frans bisa tahu. Rama sempat berpikiran kalau Frans itu paranormal.

Untuk sedikit menenangkan perasaan adiknya itu, Frans pun mencium kening adik kesayangannya itu. Lalu Rara pun mengangkat kepala dan badannya dari badan abangnya itu. kemudian mengenalkan Rama kepada Abangnya.

“Bang kenalin… ne Rama teman Rara.” Rama dan Frans pun akhirnya berjabatan tangan lalu berkenalan.

Setelah beberapa menit di rumah Rara, Rama pun pamit untuk pulang.. Rama pu pamit pulang ke Frans dan keluarga Rara. Rara mengantarkan Rama ke teras rumahnya.

“Ram…” Rara memanggilnya dengan lembut.

“Iya Ra ada apa??” Jawab Rama

“Thank’s banget yah buat semua ini. Thank’s juga buat hari yang indah ini. Banyak hal yang kamuh tunjukin ke Rara. Rara senang banget.”

“ Iya sama-sama Ra.. Syukur deh kalau kamu suka. Ternyata usahaku buat kamu senang bisa terwujud juga. Ra, aku punya sesuatu buat kamu.”

“Apa itu Rama..?”

“Tunggu sebentar ya.” Sambil mengeluarkan sesuatu benda dari dalam tasnya lalu memberikan sebuah bungkusan yang rapi layaknya sebuah bungkusan kado special buat orang yang spesial.

Rara bingung namun juga penasaran akan isi dari kado itu. Rara menunjukkan senyum manis kepada Rara pertanda ia sangat menyukai kado itu. “Makasih banyak Ram, Rara ngga tahu mesti balas gimana semua kebaikan yang kamu berikan ke Rara. Apa yang kamu berikan selama ini ke Rara udah sangat cukup. Kado ini buat apa lagi Ram?”

“Kamu baca aja ya Ra, di dalamnya semua tertulis dengan jelas. Aku pulang dulu ya Ra..”

“Iya deh.. Skali lagi makasih banyak. Hati-hati di jalan ya Ram.”

“Iya Ra..” Rama pun tanpa rasa malunya langsung menyium kening Rara. Dan Raa hanya bisa terdiam berdiri kaku namun serasa ada yang berbeda dengan ciuman itu. setelah menyium Rara, Rama langsung naik ke motor kesayangannya dan melesat dengan cepat meninggalkan Rara.

Perasaan Rara layaknya terbang jauh ke surga. Karena itu adalah ciuman pertama Rama untuk Rara. Selama ini meskipun mereka sangat dekat namun Rama tak punya keberanian untuk menyium Rara. Karena sangkin penasarannya, Rara langsung lari ke kamar berniat untuk membuka bungkusan itu. Tangannya saat cepat membuka bungkusan itu. Ternyata di dalam bungkusan itu ada sebuah surat berwrna ungu (warna kesukaan Rara) dengan amplop berwrna hijau muda (warna kesukaan Rama). Selain surat, di dalam bungkusan itu juga terdapat sebuah album foto besar yang bertemakan laut. Rama mendesignnya agar tampak natural. Di dalamnya terdapat kumpulan foto Rara dan Rama beberapa bulan yang lalu. Foto itu gabungan dari beberapa aktivitas yang mereka lakukan saat mereka bersatu dengan alam. Ada foto saat mereka naik gunung, saat mereka out bond berdua, saat mereka liburan di pantai, saat mereka naik kuda bareng, saat mereka ke kebun binatang, saat mereka mengunjungi panti asuhan dan panti jompo, saat mereka ikut program baksos “Selamatkan Lingkunganku”, saat Rara menemani Rama ikut donor darah, dan saat mereka ikut program penghijauan di beberapa daerah. Rara pun membaca sepucuk surat yang ditujukan kepadanya.

Dear Rara…

Hay Ra.. Maaf yah aku menyampaikan semua ini hanya lewat surat. Karena aku ngga tahan melihat ekspresi kamu saat tahu semuanya. Semua yang kita hadapi berdua membuatku sadar kalau aku sayang sama kamu. Sayang bangat… Aku memberikan ini karena beberapa hari ke depan bahkan mungkin sam pai berminggu-minggu aku ngga akan ada di dekat kamu lagi. Akhir-akhir ini aku punya kesibukan yang ngga bisa aku tinggalkan. Mungkin kamu juga menyadari beberapa hari ini aku seolah mnghindar saat kamu ajak jalan ke luar. Tapi ini semua bukannya aku sengaja. Maaf yah Ra.. Aku tahu nantinya kamu pasti akan sangat kangen sama aku. Aku harap meskipun hanya sebuah kado namun apa yang aku berikan ini bisa menemani hari-harimu Surat dan album foto itu bisa menggantikan aku menemani kamu. Seperti biasa mungkin kamu bosan tapi aku akan tetap meberikan sebuah puisi untuk kamu.

Rembulan malam mengintip fajar

Meninggalkan cerita keindahan galaxy

Matahari pagi bersinar cerah

Membelah langit mengikis embun

Percikan titik – titik hujan menebar kedamaian

Sedamai hatiku menuliskan ini

Sang mega kian menemani hari-hari besamamu

Semua terlalui bersama Anugerah Illahi

Hingga rasa sayang itu mekar di taman hatiku

Aku mneyadari begitu menyanyangimu

Seperti aku mencintai lilngkunganku

Aku sangat menhgargai dirimu

Seperti aku menghargai lingkunganku

Aku akan selalu menjagmu seperti aku melestariakal lingkunganku

Ra.. mungkin hanya ini yang dapat aku berikan untuk menemani hari-harimu tanpa aku. Maaf juga Ra aku ngga bisa ngasih tahu kemana aku akn pergi dan aku ngga tahu berapa hari aku disana.

Udah dulu yah Ra..

Dari orang yang selalu menyayangimu..

---Rama---

Setelah selesai membaca surat itu, Rara langsung lari ke kamar abangnya. Sambil meneteskana air mata ia memberikan surat itu kepada abangnya Frans. Frans yang sangat menyayangi adikny itu tidak tahan melihat air mata adiknya jatuh dengan derasnya. Ia pun langsung membaca isi surat itu. Ia bingung harus berbuat apa karena dia baru hari itu ia bekenalan dengan Rama. Ia hanya bisa menenangkan adiknya. Dan akhirnya Frans berhasil membuat adiknya sedikit tenang.

Hari-hari berlalu.. Tak terasa 2 minggu sudah Rara tanpa Rama. Rara merasa merana tanpa hadirnya Rama di sampingnya. Setiap kali ia les ia hanya bisa melihat bangku Rama yang kosong tanpa penghuni. Terkadang ketika pulang ia harus meneteskan air mata ketika melihat parkiran yang kosong tanpa motor yang biasa ia naiki. Dan Frans pun sering kali melihat adiknya itu terdiam seolah merenungkan sesuatu. Frans tidak sanggup melihat kondisi adiknya yang seperti itu. Dan akhirnya ia mengambil tindakan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Rama. Hingga akhirnya ia tahu apa yang sebenarnya terjadi.

“Lieb..” Frans memasuki kamar adiknya itu sambil menyapanya dengan senyum yang khas ala Frans

“Iya bang..” Jawab Rara lemas

Ada apa Ra? Apa kamu masih mengingat Rama?

“Iya bang, sampai sekarang Rara ngga bisa melupakan Rama sedetik pun. Apa Rama juga sedang memikirkan Rara bang?”

“Abang yakin pasti Rama juga sedang memikirkan kamu. Seberapa sayangnya kamu ke Rama,Ra?”

“Rara sayang banget sama Rama bang. Rara ngga bisa mengukur rasa sayang Rara ke Rama karena rasa sayang Rara ke Rama ngga bisa diukur bang. Kenapa abang nanya seperti itu?”

“Gpp Ra.. Abang cuma pengen tahu aza. Besok sore kamu ikut sama abang ya?”

“Kemana bang? Besok sore kan Rara ada les.”

“Masalah les gampang. Besok kita mau ke suatu tempat yang special abang siapin buat kamu.”

“Tapi bang…”

“Ngga ada kata tapi, pokoknya kamu harus mau. Met malam iya lieb. Met bobo. Mimpi indah.” Frans mengucapkan sambil menyium kening adiknya lalu membiarkan adiknya sendiri di kamar.

Keesokan harinya.. sesampainya Rara dari sekolah, Frans langsung menyambutnya di depan gerbang rumahnya langsung mengajaknya pergi. Seakan ia ingin menunjuknya satu keajaiban baru di dunia. Dan tanpa bisa melawan, Rara pun hanya bisa mengikuti apa yang dilakukan abangnya. Bagai robot yang dikendalikan oleh ramot control.

Frans mengajaknya ke suatu tempat yang agak terpencil kurang lebih satu setengah jam dari rumahnya. Suatu daerah yang lumayan kumuh, terpencil, namun ternyata menyimpan suatu pemandangan alam yang sangat indah. Tidak jauh dari tempat dimana mereka berhenti ada sebauh hamparan pasir putih yang bersahabat dengan birunya air, sekilas orang melihatnya seolah laut tapi sebenarnya itu adalah danau yang dulunya seolah tidak mendapat perhatian dari masyarakat dan sepertinya baru mendapat sebuah sentuhan dari sekelompok manusia dan tidak jauh dari danau itu terdapat pegunungan yang sejuk

Frans mngajak adiknya berjalan mengelilingi perumahan yang sangat sederhana, yang tiap rumahnya hanya seperlima dari rumahnya. Hingga sampai ke suatu gubuk yang terbuat dari tepas.

“Permisi..” Frans mencoba mencari penghuni dari rumah itu. Saat itu pintu terbuka, berulang kali Frans menyapa dan memanggil penghuni rumah tiu tapi tidak ada sepatah kata pun jawaban dari sang empunya rumah. Maka dengan berani, Frans dan Rara memasuki rumah itu. sesampainya di dalam rumah itu, Rara heran melihat semua gambar yang dibingkai rapi tertata di dinding rumah itu. Meskipun rumah itu hanya terbuat dari tepas namun rumah itu terlihat cukup untuk dihuni dan ditempati. Semua gambar yang yang tertata rapi di dinding itu membuat air mata Rara meneteskan air mata. Semua foto itu dengan subjek utama seorang laki-laki yang sangat dikenal baik oleh Rara. Foto-foto itu adalha foto dari Rama. Semua foto yang terpampang di situ membuat Rara kaget, karena banyak dari foto itu yang tidak pernah dilihat olehnya. Namun tidak sedikit pula foto itu menunjukkan pasangan yang tidak asing dilihat Rara. Ada banyak juga foto Rama dan Rara saat mereka jaln berdua. Semua foto Rama yang tepampang di dinding itu meyakinkan Rara kalau Rama adalah seorang yang benar-benar cinta akan alam, semua fotonya berhubungan dengan alam. Tapi Rara benar-banar kaget, di dalam foto itu jelas terlihat tanggal diman foto itu difoto dan waktu foto itu ada, Rara dan Rama sudah saling kenal bahkan sudah dekat. Tapi satu pun foto Rama yang tanpa Rara, tidak diketahui Rara dimana. Rama tidak pernah cerita sebelumnya tentang tempat-tempat yang ada di foto itu. Rara menyadari kalu banyak hal yang tidak Rara tahu tentang Rama. Dia merasa ternyata Rama begitu jauh darinya. Semua sosok Rama yang ada di foto itu seakan tidak dikenal oleh Rara sedikit pun. Rara menyadari ternyata Rama sangat mencintai lingkungan. Pada saat melihat kumpulan foto-foto itu, tiba-tiba ada sesosok pria yang telah berumur setengah abad mendekati mereka dan bertanya “Siapakh kalian? Sedang apa kalian disini? Mengapa kalian masuk tnapa izin?” Pria paruh baya itu menunjukkan sikap tidak simpatik kepada Rara dan abangnya.

“Maaf Pak perkenalkan saya Frans dan ini adik saya namana Rara. Tadi kami telah berpuluh kali mengetok dan memanggil-manggil siapa tahu ada orang di dalamnya. Tapi tidak dijawab, akhinya kami memutuskan untuk langsung masuk. Maaf Pak kami telah lancang memasuki rumah Bapak.” Jawab Frans

“Oh seperti itu, tidak apa-apa. Saya dari tadi ada di belakang melihat kolam ikan dan juga bebek peliharaan saya.”

“Sekali lagi kami minta maaf ya Pak.. ngomong-ngomong kalau boleh tahu, foto yang ada di foto yang terpampang di dinding itu foto anak Bapak ya?” Frans mencoba mencari tahu tentang Rama.

“Oh laki-laki itu adalah pemilik rumah ini. Dan saya dikasih kepercayaan untuk merawat rumah ini bila ia tidak tinggal disini. Namanya Rama. Dia masih sekolah.”

“Sepertinya anak itu cinta sekali sama lingkungan ya Pak? Sudah berapa lama dia punya rumah ini pak? Dimana dia sekarnag pak? Apa dia anak Bapak?” Pertanyaan yang dikeluarkan Rara hanya sebagian kecil dari beribu pertanyaan yang bersarang di otak Rara.

“Dia tinggal di daerah ini sudah hamper 2 tahun, berawal ketika dia diutus oleh sekolahnya untuk ikut dalam bakti social yang diadakan di daerah ini. Pada saat itu ia merasa kasihan melihat situasi di daerah ini. Ia berpikran kalau daerah ini mempunyai potendi ayng cukup dalam bidang pariwisata hanya saja warga disini tidak menyadari akan potensi itu. Hingga suatu saat, Rama dan teman-temannya dating ke daerah ini untuk memperbaiki daerah ini. Sekeliling danau mereka dibersihkan, pegunungan yang gundul mereka tanami dengan bibit-bibit pohon jati dan yang lainnya, mereka membangun suatu kamar mandi untuk tempat pemandian buat warga agar warga tidak lagi mandi di danau, membuat saluran air dari gunung untuk air mandi warga, dan banyak lagi yang dibuat oleh Rama dan teman-temannya untuk daerah ini. Kenalkan saya Pak Danu Najah. Rama bukanlah anak saya, tapi saya sudah menganggapnya sebagai anak saya sendiri. Dulu saya tinggal di jalanan ngga jelas dan Rama memungut saya dari jalanan dan memberikan saya tempat tinggal, dikasih pekerjaan merawat rumah ini, dan bahkan saya tiap bulan dikirim dana untuk biaya menyambung hidup. Rama seorang anak yang baik bahkan sangat baik. Semua warga disini sayang sama Rama.”

Semua penjelasan Pak Danu seakan sudah sangat jelas menjawab semua pertanyaan yang ada di otak Rara. Dia mulai mengingat. Tiap bulannya Rama oasti minta izin padanya untuk tidak menemani Rara dengan alasan ada urusan sekolah. Ternyata selama ini ia pergi ke rumah keduanya yaitu disini. Dia juga pernah ajak Rara ke bank untuk mengambil sejumlah uang sebelum ia pamit pergi. Sekarang Rara tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dan ia juga tahu siapa Rama sebenarnya. Ternyata Rama yang ia kenal selama ini Cuma 50% dari Rama yang sesungguhnya.

“Pak kalau boleh saya tahu dimana Rama saat ini Pak?” Tanya Rara

“Rama ada di kebun belakang rumah bersama teman-temanya. Mereka baru saja habis menangkap ikan di kolam baut makan malam” jawab Pak Danu

Dengan cepatnya Rara berlari ke belakang rumah untuk menjumpai Rama. Dan tubuh Rara tepat terhenti di samping tubuh Rama yang sedang bercanda ria dengan teman-temannya. Kedatangan Rara diantara kerumunan itu membuat semua bibir yang ada di situ terkatub hanya dapat melihat dan menunggu apa kejadian selanjutnya yang akan dilakukan oleh Rama dan Rara. Rama kaget melihat Rara ada di sampingnya. Ia sempat tidak percaya akan hal itu. namun karena rasa kangennya kepada Rara, ia langsung saja memeluk tubuh Rara dengan eratnya. Rara pun mebalas pelukan Rama dengan eratnya. Teman-teman Rama akhirnya menyadari kalau kalau ternyata wanita yang dipeluk oleh Rama adalah wanita yang pernah ia ceritakan saat teman-temannya melihat Rama memajang fotonya dengan wanita itu di dinding. Karena selama ini Rama hanya bisa bercerita tentang wanita itu tanpa sekali pun memperkenalkan wanita itu kepada teman-temannya.

Beberapa jam kemudian. Rama mengajaknya ke danau yang amat indah dengan pegunungan di tengah danau itu. Rara bersandar di pelukan Rama. Dan Rama mulai menceritakan semuanya. Hingga akhirnya mereka sampai kepada pembicaraan yang cukup serius dan telah lama ditunggu oleh Rara.

“Ra.. makasih ya dah mau dating kesini mencari aku. Aku minta maaf selama ini ngga jujur ke kamu tentang semua ini. Hal itu bukan berarti aku ngga sayang sama kamu. Semua aku lakuin karena aku sayang banget ma kamu. Selama ini kamu selalu minta ingin ikut setiap kali aku pamit sama kamu. Aku ngga ngasih tahu hal ini karena aku ngga mau buat kamu kecapekan. Karena kegiatan aku di sini lumayan melelahkan. Aku ngga mau kondisi kamu ngodrop lagi. Maaf ya Ra.. Aku ingin kamu tahu kalau aku sangat mencintai kamu seperti aku mencintai lingkunganku. Aku mau kamu bisa jadi milik aku. Aku mau jadi pacar aku..”

“Iya ngga apa-apa Ram.. Maaf juga mungkin selama ini aku terlalu over protect banget ke kamu sampai-sampai segala sesuatu yang kamu lakukan aku selalu ingin tahu. Tapi itu semua aku ngerasa ngga bisa jauh dari kamu. Aku ingin selalu bisa ada di dekat kamu. Karena aku juga sangat mencintai kamu.”

“Jadi gimana Ra? Apa kamu mau jadi pacar aku?”

“Aku mau banget Ram.. Hal inilah ayng dari dulu aku tunggu dari kamu. Aku sempat takut kalau cintaku ini hanya sebelah tangan karena kadang aku ngerasa kamu itu beda. Tapi hari ini aku senang banget. Ternyata cintaku tidaklah sebelah tangan, cintaku hanya membutuhkan waktu untuk melikimu”

“Aku juga sempat berpikiran seperti itu kepada kamu. Aku juga pernah ngerasa cintaku ini hanya sebelah tangan. Thanks banget ya Ra..”

“Iya Ram. Rara juga mau bilang makasih ya buat semuanya.”

Akhirnya Rara tahu kalau selama ini cowok yang disayanginya itu adalah seorang pemerhati lingkungan. Dan dia bangga punya kekasih yang seperti Rama dan juga kakaknya Frans yang sangat sayang sama dia sampai-sampai dalam waktu yang singkat bisa mendapatkan semua info tentang Rama.

Senyum tipis Rara muncul ketika dia mengingat kejadian itu. dan tanpa ia sadari ternyata Rama dari tadi telah melihat Rara yang senyum-senyum sendiri layaknya orang gila. “Hai.. hayo ngapain” sapaan dari Rama membuta Rara kaget dan terbangun dari sejumlah kenangan yang menghampiri memory otaknya.

“Ngga ada apa-apa koq sayang.. Jawab Rama”

“Jujur ada apa honey..?”

“Ngga ada apa-apa. Rara Cuma algi ingat waktu kamu dulu nembak Rara di tepi danau” jawab Rara sambil tersenyum malu.

“Oh itu toh.. Iya sayang aku masih ingat koq.. Aku meu nyatain perasaan aku sekali lagi yang.. AKU MENCINTAI KAMU.. SANGAT SANGAT MENCINTAI KAMU SEPERTI AKU MENCITAI LINGKUNGANKU.

Rabu, 01 Juli 2009

mama...

Beberapa hari lalu, ada seorang pria yang mengirimkan sebuah sms kepda saya..
yang berisikan :
seorang anak mendapati ibunya yang sedang sibuk di dapur. Kemudian menuliskan sesuatu di selembar kertas dan membacanya..Ongkos upah membantu ibu:
  1. Membantu ibu ke waung 20.000
  2. Menjaga adik 20.000
  3. Membuang sanpah 5.000
  4. Membersihkan tempat tidur 10.000
  5. Menyiram bunga 15.000
  6. Menyapu 15.000
Jumlah kseluruhan 85.000

Selesai membaca, Ibu tersenyum, mengambil pena dan menuliskan di belakang lembaran kertas tadi:
  1. Mengandung 9 bulan GRATIS
  2. Jaga malam karena menjagamu GRATIS
  3. Airmata yang menetes karenamu GRATIS
  4. Khawatir memikirkan keadaanmu GRATIS
  5. Menyediakan makan, minum, pakaian dan keperluanmu GRATIS
  6. Membiarkanmu membuang air saat menggendongmu GRATIS
Jumlah keseluruhan nilai GRATIS.

Air mata sang anak berlinang setelah membacanya lalu memeluk ibunya dan berkata,"Aku sayang Ibu". Kemudian dia mengambil pena dan menulis di surat itu "LUNAS"
SMS itu sebenarnya sudah lama aku dapat tapi entah mengapa SMS itu membuat jariku begitu lancar untuk mernagkaikan sesuatu.

Mam... hari demi hari kata dan perbuatan terucap selalu menyakitimu. Apa yang Engkau beri sampai kapan pun tak kan sanggup aku balaskan, maafkan aku mam.. Di kala aku melawan tiap ucapanmu, di kala aku pergi ke kampus tanpa pamit darimu, di kala aku tak mau mengerjakan ap yang Ngkau peritahkan..


Bunda…
Sesosok jiwa yang rapuh
Namun tak dapat dihancurkan
Hatinya terbungkus akan ketegaran

Bunda…
Sgala kata kasarku engkau jalani dengan tulus
tanpa setetes perlawanan
Ktika cobaan hujani hidupmu
Senyum lembut tak pernah lepas dari bibirmu
Seolah tak miliki maslah
Meski cobaan itu menembus nadimu

Namun terlihat jelas
Smua tu tak dapat goyahkan imanmu

Bunda…
Engkau ujung tombak mahligai pernikahan
Cinta putih terpancar penuh kemilau di wajahmu
Kasih sayangmu menyambar jantungku
Belaian lembutmu kalahkan emosiku

Bunda…
Di hari ibu
Akoe tak bisa berikan seikat mawar
Akoe tak bisa berikan sebungkus kado
Akoe tak bisa berikan setumpuk emas
Hanya untaian kata tulus dari lubuk hatiku yang paling dalam yang dapat kuberikan
Maafkan akoe yang slalu menyayat hatimu
Maafkan akoe yang menggores luka batinmu
Maafkan akoe yang membalas ketulusanmu bukan kebahagiaan
Melainkan dengan smua kebangkanganku
Maafkan akoe yang slalu tak dapat jadi yang terbaik bagimu
Maafkan akoe yang tak slalu taburkan senyum d wajahmu
Maafkan akoe yang hanya bisa buatmu teteskan air mata

Bunda…
Kutahu…
Kusadar…
Untaian kata maaf dariku tak dapt balaskan smua yang kau berikan padaku
Tapi satu hal ayng akoe inginkan
Satu hal yang kan kubuktikan
Kalau suatu saat nanti akoe bisa jadi yang terbaik bagimu


Bagi temen2 iank sangat menyayangi mama, harap beri komment di sini.. sesampainya di depan mama, katakan kepadanya.. ma, aku sayang kamu.. maafkan aku untuk apa pun yang aku perbuat. Bila anda tidak dapat mengatakan langsung kepada ibu anda, cukup dengan memandang wajahnya lalu ucapkan dalam hati semua curhatan hati anda tentang ibunda anda.

puiSi cinTa

cinta hnya satu kata tapi mengapa justru kata ini yang membawa manusia jatuh??
cinta yang membuat tiap insan yang ngejalaninya bingung,,,
ukh,,,

dcini vina pngen curhat ttg defenisi cinta,,
mskipun vina bukan pakar cinta,,
huhuhuhu

cinta itu resah
dpt melambungkan kita
kegumpalan awan
yg putih,biru,kadang jingga

cinta itu gelisah
tak bosannya meninabobokan kita
kehamparan cakrawala
dan membawa kita
menyelami atmosfer para dewa

cinta itu memabukakkn
akan selalu mengajak kita
menyelami loromh keindahan
tp cinta itu jg ruyam
memaksa kita mengumpaet
menarik mata kita menangis
mendorong hati kita terluka
betapa perih semuanya
merasakan hati yg terpanah
menyodorkan jiwa yg teriris

cinta itu perjalanan
layaknya musafir
yang mungkin d tengah jalan akan kau temukan air kehidupanmu

cinta itu satu
satu untuk setia
satu untuk bebagi
satu untuk menjadi satu

cinta mengingatkan kita
kepada kasih syg
untuk selalu membuatnya panjang

cinta adil buat kmu
cinta adil buat aq
cinta adil buatt kita ber2

cintaku itu dia
dia yang mau menjalani duka bersamaku
cintaku itu dia
dia yang mau berbagi suka denganku


teriRing saLamquwh untuk seMua peMerhati cinTa..